Evaluasi Pendidikan Subjek Dan Objeknya
A. Pengertian Evaluasi Pendidikan
Menurut pengertian bahasa kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran (John M. Echols dan hasan Shadily, 1983 : 220). Sedangkan menurut pengertian istilah evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu objek dengan menggunakan instrument dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesempatan.
Anne Anastasia mengartikan evaluasi sebagai “A systematic process of determining the extent to which instructional objectives are achieved by pupils” (Anne Anastasia, 1978 : 6). Evaluasi bukan sekedar menilai suatu aktivitas secara spontan dan insedental, melainkan merupakan kegiatan untuk menilai secara terencana., sistematik dan terarah berdasarkan atas tujuan yang jelas.
Adapun dari segi istilah, sebagaimana dikemukakan oleh Edwind Wandt dan Gerald W. Brown (1997) : Evaluation refer to the act of process to the determining the value of something. Menurut definisi ini, maka istilah evaluasi itu menunjuk kepada atau mengandung pengertian : suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dan sesuatu.
Apabila definisi evaluasi yang dikemukakan oleh Edwind Wandt dan Gerald W. Brown itu untuk mengemukakan definisi tentang evaluasi pendidikan. Maka evaluasi pendidikan itu dapat diberi pengertian sebagai : suatu tindakan atau kegiatan - (yang dilaksanakan dengan maksud untuk) - atau suatu proses - (yang berlangsung dalam rangka) - menentukan nilai dari segala sesuatu dalam dunia pendidikan (yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan atau yang terjadi di lapangan pendidikan). Atau singkatnya : evaluasi pendidikan adalah kegiatan atau proses penentuan nilai pendidikan, sehinga dapat diketahui mutu atau hasil-hasilnya.
B. Tujuan Evaluasi Pendidikan
Evalusi pendidikan memiliki tujuan yang dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu :
1. Tujuan Umum
Secara umum, tujuan evaluasi dalam bidang pendidikan ada dua, yaitu :
a. Untuk menghimpun bahan-bahan keterangan yang dijadikan sebagai bukti mengenai taraf perkembangan atau taraf kemajuan yang dialami oleh para peserta didik, setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.
b. Untuk mengetahui tingkat evektifitas dari metode-metode pengajaran yang telah dipergunakan dalam proses pembelajaran selama jangka waktu tertentu.
2. Tujuan Khusus
Adapun yang menjadi tujuan khusus dari kegiatan evaluasi dalam bidang pendidikan adalah :
a. Untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program pendidikan. Tanpa adanya evaluasi maka tidak mungkin timbul kegairahan atau rangsangan pada peserta didik untuk meperbaiki dan meningkatkan prestasinya masing-masing.
b. Untuk mencari dan menemukan faktor-faktor penyebab keberhasilan dan ketidakberhasilan peserta didik dalam mengikuti program pendidikan, sehingga dapat dicari dan ditemukan jalan keluar atau cara-cara oerbaikannya.
C. Fungsi Evaluasi Pendidikan
1. Evaluasi Berfungsi Selektif
Dengan cara mengadakan evaluasi guru mempunyai cara untuk mengadakan seleksi terhadap siswanya. Seleksi itu sendiri mempunyai berbaai tujuan, antara lain :
a) Untuk memilih siswa yang dapat diterima di sekolah tertentu.
b) Untuk memilih siswa yang dapat naik kelas atau tingkat berikutnya.
c) Untuk memilih siswa yang seharusnya mendapat beasiswa.
d) Untuk memilih siswa yang sudah berhak meninggalkan sekolah dan sebagainya.
2. Evaluasi Berfungsi Diagnostik
Adapun alat yang digunakan dalam evaluasi cukup memenuhi persyaratan, maka dengan melihat hasilnya guru akan mengetahui kelemahan siswa. Disamping itu diketahui pula sebab-musabab kelemahan itu. Jadi dengan mengadakan evaluasi, sebenarnya guru melakukan diagnosis kepada siswa tentang kebaikan dan kelemahannya. Dengan diketahui sebab-sebab kelemahan ini., akan lebih mudah dicari cara untuk mengatasi.
3. Evaluasi Berfungsi sebagai Penempatan
Untuk dapat menentukan dengan pasti dikelemopok mana seorang siswa harus ditempatkan, digunakan suatu evaluasi. Sekelompok siswa yang mempunyai hasil evaluasi yang sama, akan ditempatkan dalam kelompok yang sama dalam belajar.
4. Evaluasi Berfungsi sebagai Pengukur Keberhasilan
Funsi keempat evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu program berhasil diterapkan. Keberhasilan program ditentukan oleh beberapa faktor guru, metode mengajar, kurikulum, sarana dan sistem kurikulum.
D. Objek dan Subjek Evaluasi Pendidikan
1. Objek (sasaran) Evaluasi Pendidikan
Yang dimaksud dengan objek atau sasaran evaluasi pendidikan ialah segala sesuatu yang bertalian dengan kegiatan atau proses pendidikan, yang dijadikan titik pusat perhatian atau pengamatan, karena pihak penilai (evaluator) ingin memperoleh informasi tentang kegiatan atau proses pendidikan tersebut.
Salah satu cara untuk mengenal atau mengetahui objek dari evaluasi pendidikan adalah dengan jalan menyorotinya dari tiga segi, yaitu dari segi input, transformasi dan output, dimana input kita anggap sebagai “bahan mentah yang akan diolah”, transformasi kita anggap sebagai “dapur tempat mengolah bahan mentah” dan output kita anggap sebagai “hasil pengolahan yang dilakukan di dapur dan siap untuk dipakai”.
Di dalam dunia pendidikan, khususnya dalam proses pembelajaran di sekolah, input atau bahan mentah yang siap untuk diolah, tidak lain adalah para calon peserta didik, seperti : calon murid, calon siswa dan mahasiswa dan sebagainya.
Dtilik dari segi input ini maka objek dari evaluasi pendidikan meliputi beberapa aspek dari beberapa segi yang menghasilkan bermacam-macam bentuk tes yang digunakan sebagai alat untuk mengukur, yaitu :
1) Kemampuan
Untuk dapat mengikuti program dalam suatu lembaga sekolah/ institusi, maka calon siswa harus memiliki kemampuan yang sepadan. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur kemampuan itu disebut tes kemampuan atau aptitude test.
2) Kepribadian
Kepribadian adalah sesuatu yang terdapat pada diri manusia dan menampakkan bentuknya dalam tingkah laku. Dalam hal-hal tertentu, informasi tentang kepribadian sangat diperlukan. Alat untuk mengetahui kepribadian seseorang tersebut disebut tes kepribadian atau personality test.
3) Sikap-sikap
Sebenarnya sikap ini merupakan bagian dari tingkah laku manusia sebagai gejala atau gambaran kepribadian yang memancar keluar. Namun karena sikap ini merupakan sesuatu yang paling menonjol dan sangat dibutuhkan dalam pergaulan, maka banyak orang yang menginginkan informasi khusus tentangnya. Alat untuk mengetahui keadaan sikap seseorang dinamakan tes sikap atau attitude test. Oleh karena tes ini berupa skala, maka lalu disebut skala sikap atau attitude scale.
4) Intelegensi
Untuk mengetahui tingkat intelegensi ini digunakan tes intelegensi yang sudah banyak diciptakan oleh para ahli. Dalam hal ini yang terkenal adalah tes buatan Binet dan Simon yang dikenal dengan test Binet-Simon. Selain itu ada lagi tes-tes lainnya semisal SPM, Tintum dan sebagainya. Dari hasil tes akan diketahui IQ (Intelligent Quotient) orang tersebut. IQ bukanlah intelegensi. IQ berbeda dengan intelegensi karena IQ hanyalah angka yang memberikan petunjuk tinggi rendahnya intelegensi seseorang.
Selanjutnya apabila disoroti dari segi transformasi, maka objek dari evaluasi pendidikan itu meliputi : (a) kurikulum atau materi pelajaran, (b) metode mengajar dan teknik penilaian, (c) sarana atau media pendidikan, (d) sistem administrasi, (e) guru dan unsur-unsur personal lainnya yang terlibat dalam proses pendidikan.
Transformasi yang dapat diibaratkan sebagai “mesin pengolah yang bertugas mengubah bahan mentah menjadi bahan jadi”, akan memegang peranan yang sangat penting. Ia dapt menjadi faktor penentu yang dapat menyebabkan keberhasilan atau kegagalan dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditentukan karena itu objek-objek yang termasuk dalam transformasi itu perlu dinilai atau dievaluasi secara berkesinambungan, contoh :
• Kurikulum yang tidak sejalan dengan tujuan pendidikan yang ingin dicapai, dapat menyebabkan terjadinya kegagalan dalam pencapaian pendidikan tersebut.
• Pengunaan metode-metode mengajar yang kurang tepat, teknik penilaian hasil belajar yang tidak memperhatikan prinsip-prinsip dasar evaluasi itu sendiri.
• Sarana pendidikan yang tidak atau kurang memadai.
• Sistem administrasi yang bersifat acak-acakan.
• Pimpinan lembaga pendidikan, tenaga pengajar dan karyawan yang tidak profesional.
Kesemuanya ini akan sangat mempengaruhi proses “pengolahan bahan mentah”menjadi “bahan jadi yang siap untuk dipakai”, karena itu kelima sasaran yang telah dikemukakan di atas, yang dapat diandaikan sebagai “mesin pengolah” itu, harus senantiasa mendapatkan penilaian atau evaluasi.
Adapun dari segi output, yang menjadi sasaran evaluasi pendidikan adalah tingkat pencapaian atau prestasi beajar yang diraih oleh masing-masing beserta didik, setelah mereka terlibat dalam proses pendidikan selama jangka waktu yang telah ditentukan. Untuk mengetahui seberapa jauh tingkat pencapaian atau prestasi belajar yang diraih oleh para peserta didik itu, dipergunakan alat berupa Tes Prestasi Belajar atau tes Hasil Belajar, yang biasa dikenal dengan istilah tes pencapaian (achievement test).
2. Subjek (pelaku) Evaluasi Pendidikan
Subjek atau pelaku evaluasi pendidikan ialah : orang yang melakukan pekerjaan evaluasi dalam bidang pendidikan.
Berbicara tentang subjek evaluasi pendidikan di sekolah, perlu dikemukakan bahwa, mengenai siapa yang disebut subjek evaluasi pendidikan itu sangat bergantung pada atau ditentukan oleh suatu aturan yang menetapkan pembagian tugas untuk melakukan evaluasi tersebut. Jadi subjek evaluasi pendidikan itu dapat berdea-beda orangnya.
Berikut subjek (pelaku) evaluasi pendidikan di sekolah menurut pembagian tugas yang telah ditentukan untuk melakukan evaluasi tersbut :
• Dalam kegiatan evaluasi pendidikan dimana sasaran evaluasinya adalah prestasi belajar, maka subjek evaluasinya adalah guru atau dosen yang mengasuh mata pelajaran tertentu.
• Jika evaluasi yang dilakukan itu sasarannya adalah sikap peserta didik, maka subjek evaluasinya adalah guru atau petugas yang sebelum melaksanakan evaluasi tentang sikap itu, terlebih dahulu telah memperoleh pendidikan atau latihan (training) mengenai cara-cara menilai sikap seseorang.
• Adapun apabila sasaran yangdievaluasi adalah kepribadian anak atau peserta didik, dimana pengukuran tentang kepribadian itu dilakukan dengan menggunakan instrument berupa tes yang sifatnya baku (standardized test), maka subjek evaluasinya tidak bisa lain kecuali seorang psikolog : yaitu seseorang yang memang telah dididik untuk menjadi tenaga ahli yang profesional dibidang psikologi. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa disamping alat-alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur kepribadian seseorang itu sifatnya rahasia, juga hasil-hasil pengukuran yang diperoleh dari tes kepribadian itu, hanya dapat diinterpretasi dan disimpulkan oleh para psikolog tersebut, tidak mungkin dapat dikerjakan oleh orang lain.
Tidak setiap orang dapat menafsirkan jawaban tes kepribadian ini, sehingga hanya orang yang telah mempelajari tes secara mendalam saja yang dapat melakukannya.
Dalam keterangan ini, pelaksana evaluasi dikategorikan sebagai subjek evaluasi. Ada pandangan lain yang disebut subjek evaluasi adalah siswa yakni orang yang dievaluasi. Dalam hal ini yang dipandang sebagai objek misalnya : prestasi matematik, kemapuan membaca, kecepatan lari dan sebagainya. Pandangan lain lagi mengklasifikasikan siswa sebagai objek evaluasi dan guru sebagai subjeknya.
BAB III
KESIMPULAN
Evaluasi pendidikan secara singkat adalah kegiatan atau proses nilai pendidikan, sehingga dapat diketahui mutu atau hasil-hasilnya.
Adapun tujuan evaluasi pendidikan secara umum adalah : (a) untuk menghimpun bahan-bahan keterangan yang dijadikan sebagai bukti mengenai taraf perkembangan atau taraf kemajuan yang dialami oleh para peserta didik, (b) untuk mengetahui tingkat efektivitas dari metode-metode pengajaran, sedangkan secara khusus adalah : (a) untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program pendidikan, (b) untuk mencari faktor-faktor penyebab keberhasilan dan ketidakberhasilan peserta didik dalam mengikuti program pendidikan.
Evaluasi pendidikan memiliki beberapa fungsi, yaitu :
• Evaluasi berfungsi selektif
• Evaluasi berfungsi diagnostik
• Evaluasi berfungsi sebagai penempatan
• Evaluasi berfungsi sebagai pengukur keberhasilan
Objek (sasaran) evaluasi pendidikan ialah sesuatu yang bertalian dengan kegiatan atau proses pendidikan, yang dijadikan titik pusat perhatian atau pengamatan. Dan salah satu cara mengetahui objek dari evaluasi pendidikan dan mengenalnya adalah dengan jalan menyorotinya dari tiga segi : segi input (bahan mentah yang akan diolah), segi transformasi (dapur tempat mengolah bahan mentah) dan segi output (hasil pengolahan yang dilakukan di dapur dan siap untuk dipakai). Dan Subjek (pelaku) evaluasi pendidikan ialah orang yang melakukan pekerjaan evaluasi dalam bidang pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1993. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta. Bumi Aksara.
Daryanto, H. 2005. Evaluasi Pendidikan. Jakarta. PT Rineka Cipta.
Sudijono, Anas. 2005. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta PT RajaGrafindo Persada.
Thoha, M. Chabib. 2001. Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta. PT RajaGrafindo Persada.
tim:
WAHYU INDANA ZUNAIDI
0901210272
ARTIKEL TERKAIT:
Post a Comment
Mari kasih komentar, kritik, dan saran. Jangan lupa juga isi buku tamunya. :D
NB: No Porn, No Sara', No women, No cry