Ikuti @fauzinesia

MEDIA DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

Enonk 1 4/19/2011
Media Grafis ( Lanjutan )
A. Kartun
Kartun ide utamanya adalah menggugah rasa lucu dan kesan utamanya adalah senyum dan ketawa. Kesan kritis dan humor yang diberikan kartun menyebabkan informasi yang disampaikan tahan lama dalam ingatan anak .
Kartun adalah penggambaran dalam bentuk lukisan atau karikatur tentang orang, gagasan atau situasi yang didesain untuk mempengaruhi opini masyarakat.
1. Karakteristik Kartun
Kartun yang baik hanya mengandung satu gagasan saja. Ciri khas kartun memakai karikatur, sindiran yang dilebih-lebihkan, perlambang dan humor pilihan. Kekuatan kartun untuk dapat mempengaruhi pendapat umum, terletak pada kekompakkannya, penyederhanaan isunya, dan perhatian yang sungguh-sungguh yang dapat dibangkitkan secara tajam melalui gambar-gambar yang mengandung humor.

SERTIJAB Taekwondo IAIN ANTASARI

Berhubung kemaren baru saja serah terima jabatan di Dojang kami, jadi saya akan posting gimana pelaksanaannya yang sangat sederhana. silahkan di lihat-lihat. siapa tau ada yang minat.heuheu

MABICA KSR

Lama gak posting nih. Maklum, lagi sibuk kegiatan-kegiatan kampus. Aktivis sih bukan, tapi yah, gak bisa diam aja.hoho. Oya, asal tahu aja ya, satu bulan yang lalu aku udah masuk KSR. Tau kan? bisa dibilang anak PMI gitu. Nah, posting kali ini aku cuma pengen share foto2 gimana MABICA(masa bimbingan calon) kemaren. cekidott..
gila part 1:
gila part 2:
 gila part 3:
gila part 4:
 gila part 5:
 gila part 6:
 gila part 7:
 gila part 8:
 gila part 9:
 waras part 1:
 waras part 2:
Spesial banget thanks to panitia MABICA kemaren. Khususnya pembimbing kami Acah yang udah mau bimbing kelompok ASMA. Salam Kemanusiaan..!!!!!

ADMINISTRASI KURIKULUM

ADMINISTRASI KURIKULUM

1. Pengertian Administrasi Kurikulum
Dalam kegiatan proses pembelajaran, kurikulum sangat dibutuhkan. Kurikulum sebagai pedoman untuk menyusun target dalam proses belajar mengajar. Namun, dalam memahami hakikat kurikulum sering kali terjadi perbedaan persepsi dan pemahaman.
Untuk itu berikut ini dikemukakan beberapa pengertian kerikulum tersebut:
a. Kurikulum dipandang sebagai suatu bahan tertulis yang berisi uraian tentang program pendidikan suatu sekolah yang harus dilaksanakan dari tahun ke tahun.
b. Kurikulum dilukiskan sebagai bahan tertulis untuk digunakan para guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik.
c. Yang dimaksud dengan kurikulum adalah suatu usaha untuk menyampaikan asas-asas dan ciri-ciri yang penting dari suatu rencana dalam bentuk yang sedemikian rupa sehingga dapat dilaksanakan guru di sekolah.
d. Kurikulum diartikan sebagai tujuan pengajaran, pengalaman-pengalaman belajar dan cara-cara penilaian yang direncanakan dan digunakan dalam pendidikan.
e. Kurikulum di pandang sebagai program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan tertentu.
Kelima pengertian yang dikemukakan di atas, pengertian kurikulum yang terakhir (kelima) menjadi pandangan atau wawasan dalam karya tulis ini mengingat lebih sederhana dan menggambarkan suatu pengertian di mana kurikulum diartikan sebagai suatu program pendidikan serta dinyatakan dalam bentuk yang lebih umum sifatnya.
Jika kita himpunkan pengertian kurikulum ini dengan pengertian atau istilah administrasi dalam bahasa Indonesia yang berasal dari kata Latin “Administrate” yang berarti membantu atau melayani yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris ‘Administration”, dapat kita simpulkan bahwa pengertian administrasi kurikulum adalah pelayanan program pendidikan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan-tujuan dalam pendidikan.

SADD AL-DZARI’AH

SADD AL-DZARI’AH
A. Pengertian Sadd al-Dzari’ah
Dzari’ah menurut bahasa identik dengan Washilah (perantara) dan dengan demikian Sadd al-Dzari’ah dapat diterjemahkan dengan “menghambat atau menyumbat sesuai yang menjadi perantara”.
Sadd al-Dzari’ah yang dimaksud oleh para ahli Ushul Fiqh adalah:
ﺤﺴﻢ ﻤﺎﺪﺓ ﻮﺴﺎ ﺌﻞ ﺍﻠﻔﺴﺎﺪ ﺪﻓﻌﺎﻟﻪ ﺍﻮ ﺴﺪ ﺍﻠﻄﺭﻴﻖ ﺍﻟﺘﻰ ﺘﻮﺼﻞ ﺍﻟﻤﺭﺀ ﺇﻟﻰ ﺍﻠﻔﺳﺎﺪ
(Mencegah sesuatu yang menjadi perantara pada kerusakan, baik untuk menolak kerusakan itu sendiri atau pun untuk menyumbat jalan/sarana yang dapat menyampaikan seseorang kepada kerusakan).
Tujuan penetapan hukum atas dasar Sadd al-Dzari’ah ini ialah untuk menuju kemaslahatan. Karena tujuan umum ditetapkannya hukum pada mukallaf adalah untuk kemaslahatan mereka dan menjauhkan kerusakan. Untuk sampai pada tujuan itu adakalanya syara’ memerintahkan sesuatu dan adakalanya melarang sesuatu.
Dalam larangan ada sesuatu perbuatan yang dilarang langsung karena perbuatan itu mendatangkan kerusakan. Seperti melarang meminum khamar dan adakalanya dilarang sekalipun perbuatan itu sendiri tidak langsung mendatangkan kerusakan, tetapi perbuatan itu menjadi jembatan terhadap perbuatan yang secara langsung menimbulkan kerusakan seperti menyimpan khamar. Larangan terhadap sarana yang mendatangkan pada perbuatan yang dilarang itulah penetapan hukum beerdasarkan pada “Sadd al-Dzari’ah”.

Ulama-ulama Ahli Aj-Jarh Wat Ta’dil

A.Ulama-ulama Ahli Aj-Jarh Wat Ta’dil
Menurut keterangan Ibnu ‘Ady (365 H) dalam muqaddimah kitabnya Al-kamil, para ahli telah memperkatan keadaan-keadaan para perawi sejak dari zaman sahabat.
Diantara para sahabat yang memperkatakan keadaan perawi-perawi hadits ialah, Ibnu Abbas (68 H)’Ubadah Ibnu Shamit (34 H) dan Anas Ibnu Malik (94 H).
Diantara Tabi’in, Asy-Sya’by (103 H). Ibnu Sirin (110 H). Sa’id Ibnu Al-Musaiyab (94 H).
Dalam masa mereka itu, masih sedikit orang dicatati. Mulai abad yang kedua barulah banyak orang-orang yang lemah. Kelemahan itu ada kalanya mengirsalkan hadits, ada kala karena memanfaatkan hadits yang sebenarnya mauquf, dan ada kalanya karena beberapa kesalahan yang tidak disengaja, seamsal Abu Harun Al-Abdary (143 H).
Sesudah berakhir masa tabi’in, yaitu kira-kira pada tahun 150 hijriah, bergeraklah para ahli memperkatakan keadaan-keadaan perawi (menta’dil dan mentajrihkan mereka).
Maka diantara ulama basar ang memberikan perhatian kepada urusan ini ialah, Yahya Ibnu Sa’id Al-Qaththan (211 H).
Sesudah itu, barulah para ahli menyusun kitab-kitab jarh dan ta’dil. Didalamnya diterangkan keadaan para perawi yang boleh diterima riwayatnya dan yang ditolak.
Daiantara pemuka-pemuka jarh dan ta’dil, ialah; Yahya Ibnu Ma’in (233 H). dan masuk kedalam perkataannya, Ahmad Ibnu Hambal (241 H). Muhammad Ibnu Sa’ad (230 H). Ali Ibnul Madiny (234 H). Abu Bakar Ibnu Abi Syaibah (235 H). Ishaq Ibnu Rahawaih (237 H).
Sesudah itu, Ad-darimy (255 H). Al-Bukhary (256 H), Al-Ajan (261 H), Muslim (261 H), Abu Zur’ah (264 H), Abu Hatim Ar-Razy (281 H), Abu Daud (275 H), Baqi Ibnu Makhlad (276 H), Abu Zur’ah ad-Dimasyay (281 H).
Dan terus-meneruslah pada tiap-tiap masa terdapat ulama-ulama yang memperhatikan keadaan perawi sehingga sampai kepada Ibnu Hajar Al-Asqalany (852 H)
B. Kitab-Kitab Al-Jarh Wat-Ta’dil Yang Diperlukan Dalam Penelitian Hadits.
Para penulis kitab jarh wat-ta’dil berbeda-beda dalam menyusun buku-bukunya. Sebagian ada yang kecil, hanya terdiri satu jilid dan hanya mencakup beberapa ratus orang rawi. Sebagian yang lain menyusnnya menjadi beberapa jilid besar-besar yang mencakup antara sepuluh sampai dau puluh ribu rijalus-sanad.

Evaluasi Pendidikan Subjek Dan Objeknya


A. Pengertian Evaluasi Pendidikan
Menurut pengertian bahasa kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran (John M. Echols dan hasan Shadily, 1983 : 220). Sedangkan menurut pengertian istilah evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan sesuatu objek dengan menggunakan instrument dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesempatan.
Anne Anastasia mengartikan evaluasi sebagai “A systematic process of determining the extent to which instructional objectives are achieved by pupils” (Anne Anastasia, 1978 : 6). Evaluasi bukan sekedar menilai suatu aktivitas secara spontan dan insedental, melainkan merupakan kegiatan untuk menilai secara terencana., sistematik dan terarah berdasarkan atas tujuan yang jelas.
Adapun dari segi istilah, sebagaimana dikemukakan oleh Edwind Wandt dan Gerald W. Brown (1997) : Evaluation refer to the act of process to the determining the value of something. Menurut definisi ini, maka istilah evaluasi itu menunjuk kepada atau mengandung pengertian : suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dan sesuatu.
Apabila definisi evaluasi yang dikemukakan oleh Edwind Wandt dan Gerald W. Brown itu untuk mengemukakan definisi tentang evaluasi pendidikan. Maka evaluasi pendidikan itu dapat diberi pengertian sebagai : suatu tindakan atau kegiatan - (yang dilaksanakan dengan maksud untuk) - atau suatu proses - (yang berlangsung dalam rangka) - menentukan nilai dari segala sesuatu dalam dunia pendidikan (yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan atau yang terjadi di lapangan pendidikan). Atau singkatnya : evaluasi pendidikan adalah kegiatan atau proses penentuan nilai pendidikan, sehinga dapat diketahui mutu atau hasil-hasilnya.

Biografi singkat Mustafa Kemal Ataturk

MUSTAFA KEMAL ATATURK
(TOKOH PENDIRI REPUBLIK TURKI)

A. PENDAHULUAN
Kehancuran Imperium Turki Usmani pada tahun 1918 setelah kekalahan perang yang dideritanya bersama, Jerman dan Austria adalah akhir dari sejarah masyarakat Islam imperial. Klimaks dari perjalanan sejarah imperium Islam ini kemudian menjadi awal bagi perkembangan baru masyarakat Islam abad ke-19 di Turki. Tumbuhnya semangat nasionalisme dan kebangsaan masyarakat Turki Berta upaya mereka untuk bangkit dari keterpurukan situasi negara yang telah hancur akhirnya menjadi tonggak berdirinya negara Republik Turki.
Tahun 1920 sebuah gerakan revolusi yang dikomando oleh Mustafa Kemal Pasha melahirkan perjuangan kemerdekaan bangsa Turki yang diawali dengan pembentukan Majelis Nasional Agung (Grand National Assembly). Melalui berbagai gerakan perjuangan pembebasan Turki dari penjajahan asing serta pesan strategisnya di atas panggung politik, pada tahun 1923 ia akhimya dapat mengukuhkan diri sebagai Presiden Republik Turki.
Mustafa Kemal Pasha, yang kemudian bergelar Ataturk (Bapak Bangsa Turki), adalah tokoh pendiri negara sekuler Republik Turki. Di bawah rezim pemerintahannya Republik Turki pernah dicap sebagai negara sekuler anti Islam. Bahkan, dengan sikap diktatorial rezim pemerintahannya, ia berhasil mengomando pengikutnya di dalam parlemen pemerintahan Turki untuk menghapus lembaga kesultanan dan kekhalifahan Islam. Selain tindakan radikal yang ia lakukan tadi, dengan serentetan program pembaruan (sekularisasi) Turki yang ia lakukan sejak tahun 1923 sampai dengan tahun 1938, Mustafa Kemal juga dianggap telah mencerabut akar dogmatisme Islam dari masyarakat Turki, dan menjauhkan nilai-nilai Islam yang telah menjadi tradisi dalam kehidupan masyarakat Turki tersebut dengan dalih modernitas dan pembaruan.

Makalah ini mencoba mengurai secara lugas sosok tokoh bernama Mustafa Kemal Ataturk, baik dari segi pemikirannya dalam pembaruan Turki setelah keruntuhan Imperium Turki Usmani, maupun mengenai gerakan politiknya yang akhirnya menghantarkannya menjadi Presiden Republik Turki sepanjang hidup. Kemudian, penulis juga akan mengurai sedikit mengenai kelangsungan pemikiran Mustafa Kemal Ataturk hingga, saat ini yang menjadi ideologi bagi pengikuttiya.

Pengertian Pendidikan Dan Filsafat Pendidikan

A.PENGERTIAN PENDIDIKAN DAN FILSAFAT PENDIDIKAN

Pendidikan dalam arti umum mencakup segala usaha dan perbuatan dari generasi tua untuk mengalihkan pengalamannya, pengetahuannya, kecakapannya serta keterampilannya kepada generasi muda untuk memungkinkannya melakukan fungsi hidupnya dalam pergaulan bersama, dengan sebaik-baiknya.

Sedangkan filsafat menurut arti yang sebenarnya adalah cinta kebijaksanaan. Definisi ini berasal dari zaman Yunani kuno dan merupakan rangkaian dari dua pengertian, ialah: Philein yang berarti cinta dan Sophia yang berarti kebijaksanaan.

Corak pendidikan itu erat hubungannya dengan corak penghidupan, karena jika corak penghidupan itu berubah, berubah pulalah corak pendidikannya, agar si anak siap untuk memasuki lapangan penghidupan itu.

Pendidikan itu adalah suatu disiplin dari berbagai macam bagian komponen. Bagian-bagian initelah menjadi demikian bermacam ragam dan berspesialisasi, akan tetapi betapapun juga, tidak selalu mengambil tempat yang sama besarnya didalam segala arah dan segi pada waktu yang sama.

Metode pengajaran atau susunan kusikulum umpamanya, telah mengalami perbaikan jauh lebih banyak didalam beberapaperiode sejarah pendidikan daripada lain-lainnya. Barabgkali sekarang ini, sebagaimana tidak pada masa-masa sebelumnya, para siswa begitu tertarik dengan permasalahan-permasalahan yang secara terus-menerus(kakal) bersangkutan dengan filsafat.

Tentu perlu diragukan lagi, bahwa berbagi macam factor telah menimbulkan hasil penelitian yang demikian itu. Pendidikan memang suatu usaha yang sulit dan rumit, dan memakan waktu yang cukup banya dan lama, terutama sekali dimasa modern dewasa ini. Pendidikan menghendaki berbagai macam teori dan pemikiran dari para ahli pendidik dan filsafat, guna melancarkan jalan dan memudahkan cara-cara bagi para guru dan pendidik dalam menyampaikan ilmu pengetahuan dan pengajaran kepada para siswa dan anak didik.

Kalau teori pendidikan itu hanyalah semata-mata teknologi, dia harus meneliti asumsi-asumsi utama tentang sifat manusia dan masyarakat yang menjadi landasan praktek pendidikan. Teori pendidikan yang melaksanakan studi seperti itu sampai batas tersebut bersifat dan mengandung unsure filsafat.

Apabila kita menanyakan kurikulum apa yang dipergunakan atau yang akan dibuat guna mempersiapkan kesdaran masyarakat dan penyesuaian bagi si anak, berarti kita telah membuka suatudiskusi tentang teknologi pendidikan. Akan tetapi seandainya kita bertanya: Apakah mesti suatu kurikulum mempersiapkan kesadaran masyarakat dan penyesuaian diri bagi seorang siswa? Apakah itu tujuan baik? Selanjutnya apabila hal tersebut adalah tujuan baik, apakah semuanya akan menjadi sasaran kurikulum, atau apakah akan menjadi yang lain? Pertanyaan-pertanyaan ini akan segera mengajak kita buat memikirkan pendidikan secara fisiologis. Cepat sekali kita akan dibawa buat bertanya tentang alam manusia, susunak masyarakat, dunia physic, cara untuk tahu, hubungan antara pengetahuan dan tindakan, dan seterusnya.

Memamng ada resiko yang mungkin akan timbul dari setiap dua tendensi itu: teknologi-mungkin terjerumus, tanpa dipikirkan buat memperoleh beberapa hasil konkrit yang telah dipertimbangkan sebelumnya didalam didtem pendidikan, hanya untuk membuktikan bahwa mereka dapat menyempurnakan suatu hasil yang sukses, yang pada hakikatnya belum dipertimbangkan dengan hati-hati sebelumnya. Sedangkan para ahli filsafat pendidikan, sebaiknya, mungkin tersesat dalam abstraksi tinggi yang penuh dengan hal-hal umum yang nampaknya hebat dan penuh dengan debat yang tiada berkeputusan, akan tetapi tanpa adanya gagasan jelas buat menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang ideal.

Tidak ada satupun dari permasalahan kita yang mendesak dapat dipecahkan dengan cepat, atau dengan mengulang-ulang dengan gigih.kata-kata yang hampa. Tidak dapat dihindari, bahwa orang-orang yang memperdebatkan masalah ini, apabila mereka terus berfikir, yang lebih baik daripada mengadakan reaksi, mereka tentu akanyadari bahwa mereka itu telah membicarakan masalah yang sangat mendasar.

Kita tidak perlu mengambil contoh yang dramatis. Coba sajalah kita tanyakan kepada diri kita sendiri tentang nilai, arti dan tempat dari metode baru buat mempelajari matematika, yang berlawnan dengan cara lama, niscaya kita akan segera menyadari bahwa kita harus berbicara tentang hubungan antara manusia dengan alam, dan bahwa anda tidak dapat meninggalkan teori ilmu pengetahuan. Karena merasa ditantang oleh problema-problema pokok dalam pendidikan, maka hal itu bukanlah merupakan kesulitan yang harus dipikul oleh seorang guru professional.

Seandainya anda seorang guru profesional . seandainya anda seorang warga negara yang jujur, apakah anda dapat membuat suatu pernyataan tentang suatu kebutuhan kepada suatu disiplin itu diatas dunia ini, termasuk lembaga kemasyarakatan apakah sekolah itu, atau mengapa anda tertarik dengan masalah tersebut? Tentulah pernyataan diatas ini dapat anda jawab, akan tetapi apakah yang anda katakan itu nanti akan memperlihatkan semacam kematangan yang anda harapkan agar sekolah-sekolah kita berkembang kearah itu, dalam lingkungan generasi baru? Apakah anda pikirkan pula secara keseluruhan asumsi bagaimanakah yang telah anda buat tentang keadaan manusia-manusia muda, tentang sifat dari dunia dimana mereka itu hidup, tentang benda apa yang penting untuk diwariskan kepada mereka itu hidup, tentang benda apa yang penting untuk diwariskan kepada mereka, dan lain sebagainya.

Dalam beberapa hal, filsafat pendidikan itu dapat disingkat dalam bentuk formula. Dan formula itu kemudian dijadikan semacam semboyan atau slogan. Tapi kaang semboyan-semboyan itu sering pula disalah tafsirkan. Biasanya hali itu terjadi kalau kesalahan terjadi dalam bidang pendidikan, yang terlihat pada hasil dari pendidikan itu, yang didasarkan pada semboyan tersebut.

Cari disini

#Pengunjung

Instagram