Ikuti @fauzinesia

HOME, is not a PLACE, it's a FEELING

Enonk 7 9/05/2014
Ada yang pisah dari ortu nggak tinggalnya? Kost, ngontrak, atau ikut keluarga mungkin? Kalau iya, pasti kalian pernah ngerasain apa maksud postingan ini ntar.

Jadi, jam 11an malam, iseng2 stalking Timeline @popokman. Tau dia kan? Yang jelas sih doi bukan mantan aku, tapi salah satu selebtwit sekaligus pahlawan 'nggak kesampaian' kebanggaan Indonesia (bayar Pok, udah dipuji nih :p), twitpict foto ini yang bertuliskan "HOME ~is not~ A PLACE. It's a feeling".
 
source
Pas baca, senyam-senyum kepedean nggak jelas. Kok kepedean? Ya iya lah. Aku banget soalnya.

Aku, sebut saja sitampan, udah nggak satu rumah sama keluarga sejak lulus SD, sampai belum lulus2 S1. Total hampir nggak satu rumah udah 13tahun!  Wajar kan senyam-senyum nggak jelas bacanya.

Kembali ke topik, "HOME ~is not~ A PLACE. It's a feeling". Maksudnya, entah ini pas atau nggak, bodo amat, bahwa arti sebenarnya dari rumah sendiri adalah 'rasa', tepatnya rasa nyaman, bukan hanya masalah tempat.

Simpelnya gini, kalau kita merasakan nyaman, betah disamping pacar, gebetan, ataupun toilet, maka itu dapat dikatakan 'home'. Ada yang bagi pendaki, gununglah 'home' dia. Atau para kuncen, kuburanlah 'home' mereka.

Pernah kan denger orang ngomong "Nggak betah dirumah"? Nah, itu berarti ada yang salah. Dan kayaknya yang salah itu orang yang diam dirumah itu, bukan rumahnya. Rumah itu seperti senioran pas ospek, nggak pernah salah. Jadi, yang harus di perbaiki itu orang2 yang diam disana. Misalkan keluarga yang kurang harmonis, maka diperbaiki biar makna dari 'rumah' itu bisa kembali.

Kalau anak yang lama misah rumah, kost misalkan, semakin lama dia misah, maka akhirnya semakin jarang dia kangen rumah tempat kelahirannya (tempat loh ya, bukan orang tuanya). Aku yakin. Dan itu wajar. Kenapa? Karena manusia pada dasarnya adalah makhluk penjelajah. Jadi wajar kalau dia pada akhirnya menemukan 'rumah' barunya.

Kita tidak dapat membangun fisik rumah secara bebas, tapi kita bisa merasakan 'rumah' dengan bebas. Dan ini juga bisa memberi energi positive ke kita. Caranya?
Misal nih ya, kita senang baca, maka anggap aja perpustakaan, atau toko buku itu rumah kita. Bikin perasaan nyaman disana agar kita betah. Jadi kita merasa pengen kesana terus.

Sama misalkan dikaitkan sama ngeblog. Anggap ngeblog itu rumah kita, teman2 blogger itu keluarga, pasti nanti rajin ngeblog. Kalau aku, masih 50:50 lah ya antara ngeblog sama twitter rumahnya. Huehehee


Tapi ingat, sebaik apapun 'rumah' kita sekarang, tetap, rumah kelahiran harus dipertahankan.:)

Hal yang sering (nggak sadar) diremehin

Masalah dunia remeh-meremehkan, pasti dari kita pernah atau sering merasakannya kan? Kalian sering jadi korban? Atau, malah kalian suka ngeremehin orang? Aihh,,

Parahnya, kadang kita nggak sadar kalau kita ngeremehin orang, lalu omongan kita 'nusuk'. Sebelas dua belas lah sama membully(menurut aku lo ini).

Sebenarnya tulisan ini  buat ngingetin diri sendiri, yang kadang nggak sadar karena suka ngomong ceplas-ceplos biar nggak begitu. Tapi, kalau kalian juga pernah merasa, monggo sama-sama kita sadar. :) Dan aku nggak akan ngebahas yang sudah jelas. Tapi yang kadang nggak disadari aja.

Setelah semedi sejak lahir, inilah menurut aku beberapa hal/orang yang sering jadi korban tapi kitanya sering juga nggak sadar.

1. Anak kecil

(Anak kecil di urutan pertama karena ku suka anak2. Dan berusaha nggak begitu ke mereka).
 
source
Anak kecil, kebanyakan ya pendapat mereka nggak di didengerin. Dan itu cara ngeremehin paling sering! Padahal siapa tahu pendapat mereka yang paling pas kan ya? Lagian udah pernah juga kan denger kata "Jangan lihat orangnya, tapi dengar pendapatnya".

Serius ini, aku pernah baca tentang psikologi anak, kalau ternyata anak yang suka diremehkan, trus di banding2kan dengan anak lain, itu sangat tidak baik, karena dapat menjadikan anak tersebut menjadi tertutup saat dewasa nanti, dan tidak PD. Pada nggak mau kan adek2 atau ponakannya ntar begitu gedenya?

2.  Dosen/Guru yang sudah tua

Ini, kebanyakan terjadi di kelas. Kenapa? Karena mereka ngajar di kelas, bukan pasar.
*serius*
Kenapa mereka masuk daftar korban? Ah, kalian tahu laah alasannya apa. Nggak tega aku jelasin panjang lebar. Pokoknya, semoga mereka panjang umur+sehat selalu. Amiiin *salim dosen satu satu*

3. Hadiah a.k.a Pemberian

Hah? Maksudnya mas bro?
Jadi gini, sering denger teman bilang begini pas dapat. Hadiah ultah misalkan "Halah, paling dikasihnya bla bla bla" atau "Paling juga doa". Ckckck. Padahal sekecil apapun, pasti ada manfaatnya. Lagian, orang mau juga syukur2. Nggak wajib juga dia ngasih. Didoain mati tau rasa tuh.:p

4. Artis baru

"Paling terkenalnya bentar doang. Instant gitu". Oi, emang artis2 hebat yang terkenal sampai sekarang itu mereka nggak pernah baru? Instant? Mie kali ah. Kita kan nggak tahu betul juga sebelum nongol di tv gimana hidupnya. Contoh penyanyi di pencarian bakat. Banyak kok dari mereka yang memang penyanyi, cuman baru terkenal aja.

Masalah nanti lama nggaknya terkenal, itu urusan nanti. Nggak suka silahkan, tapi meremehkan? Jangan.:')

5. Say hello

Kawan jauh, teman satu sekolah dulu, atau malah keluarga, sangat penting untuk tetap kabar2an. Misalkan basa basi nanya kabar atau apa. Jangan cuma pas penting doang baru dihubungin.
Trus apa hubungannya sama meremehkan?
Karena eh karena, kadang mikirnya "Nggak usah kasih kabar juga gak apa2. Jauh gitu". Tu kan masuk ngeremehin. Seakan-akan mereka yang jauh nggak penting.
Padahal kita nggak tahu, bisa aja teman atau keluarga jauh itu pengen ngehubungin kita misalkan, tapi kontak kita hilang.
Aku pribadi pernah ngerasain, baru aja, udah bertahun-tahun nggak kasih kabar sama orang, eh dapat kabar kalau ternyata dia meninggal. Dan ternyata pas sakit, dia nyari aku. :'(

6. Orang pakai gadget/pakaian murah

"Jangan lihat orang dari luarnya" kata yang paling tepat. Jangan mentang2 kaya (padahal yang kaya bapaknya), trus memandang sebelah mata (macam kapten bajak laut :p) sama mereka.

Masalah gadget murah: sebagian dari mereka bukannya nggak mampu beli, cuman nggak pengen yang ribet. Paling simpel ya yang murah. Contoh handphone nokia 1100.  Cuma bisa sms, nelfon, sama game ular.

Kadang iri sama mereka yang selalu begitu. Membaca harus dibuku, bukan ebook. Ngomong 4 mata, bukan chat. Ah, jadi pengen balik #90an.:')

Pakaian murah: "Ini masalah nyaman tidaknya di badan" kata salah satu artis holiwud kaya raya yang jelas2 mampu beli baju mahal itu kedapatan beli baju $2/20ribuan jawab pertanyaan media. Paham?

7. Passion dan hobby

"Nggak suka traveling? Ah, pasti nggak asik". Atau "Masih suka baca komik? Macam kanak2 aja". Orang yang bilang semacam itu, gara2 beda passion, mungkin masih berbentuk monyet. Tahu kan kata "Berbeda"? Passion, kecintaan, hobby, pun beda. Jangan judge orang yang misalkan beda. 

Ada yang seharian di menikmati liburan dengan setumpuk komik. Ada yang cuma duduk di teras, sore2, ditemani kopi, mereka sudah bahagia, tanpa harus traveling. Malah ada yang cuma mandangin foto2 pemandangan di gogel, udah bahagia. Yaah, semua kan masalah rasa "nyaman".

Masih suka ngejudge orang nggak asik gara2 beda passion atau hobby? Ah monyet,,

8. Buku dan film

Kalau buku biasanya jadi korban keganasan kata "remeh" karena penulisnya belum familiar, atau penerbit yang belum terkenal. Atau bisa juga (lucunya) karena cover yang katanya nggak menarik. Aduh boy, orang nulis, bukan jualan gambar. Dan timbullah kata2 "Ah, paling isinya bla bla bla". Sakit!
Film? Ini parah lagi. Kebanyakan yang jadi korban malah yang dari negeri sendiri!!
Pastilah kalian pernah denger "Film Indo mah paling isinya porno". Lalu hasilnya, film Indo kurang laku. Parah!
Memang sih, ada beberapa sutradara yang nggak jual cerita, tapi jualan dada sama paha. But, heii, jangan gara-gara itu lalu semua film negeri sendiri dibilang nggak bagus atau disama ratakan. Masih banyak kok sutarada hebat kita yang bikin film bagus kayak Mira Lesmana, Riri Riza, Joko Anwar, Ifa Isfansyah, Hanung Brahmantyo, dan lain2.

Dan, bisa juga ngeremehin buku karena film, atau film karena buku.
Kok bisa?
Iya bisa sayang ku. #tsaaahh
Contohnya, buku yang di bikin film. Biasanya habis liat filmnya, lalu ngomong "Hahaaa, lebih bagus bukunya" atau "Ckck, ternyata lebih mantap bukunya". Itu membandingkan, lalu akhirnya meremehkan salah satunya.*maksa*
Padahal nonton dan membaca, itu beda. Jangan di bandingkan. Jelas2 beda kok di bandingin. :)

Bagi pelaku, sudahlah. Saling dukung dari sekarang. Pasti nggak juga kan tuker posisi sama korban? So, kalau kita nggak suka di remehkan, ya jangan remehin orang.

Trus, kalau kita yang jadi korban, jangan minder, balas dendam, apalagi psikopat.:p. Santaiii. Kata bapak aku, kalau ada yang meremehkan kita, anggap itu cambuk bagi kita untuk menjadi lebih baik. Lagian kalau mereka begitu, memang bagus bagi kita kok. Kan jadinya kita tahu kekurangan kita, lalu bisa memperbaikinya. Semacam rasa sayang yang terselubung.huehehe


Kayaknya, lebih banyak lagi yang kita nggak sadari padahal ngeremehin orang/hal. Kalau mau menambahkan, silahkan. Bebas kok kalau buat kamu.:*

Cari disini

#Pengunjung

Instagram