Ikuti @fauzinesia

instrumen penilaian kinerja guru



Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa Pendidikan adalah suatu bentuk investasi jangka panjang yang penting bagi seorang manusia. Pendidikan yang berhasil akan menciptakan manusia yang pantas dan berkelayakan di masyarakat seta tidak menyusahkan orang lain. Masyarakat dari yang paling terbelakang sampai yang paling maju mengakui bahwa pendidik / guru merupakan satu diantara sekian banyak unsure pembentuk utama calon anggota masyarakat. Namun, wujud pengakuan itu berbeda-beda antara satu masyarakat dan masyarakat yang lain. Sebagian mengakui pentingnya peranan guru itu dengan cara yang lebih konkrit, sementara yang lain masih menyangsikan besarnya tanggung jawab seorang guru, termasuk masyarakat yang sering menggaji guru lebih rendah daripada yang sepantasnya.
Demikian pula, sebagian orang tua kadang-kadang merasa cemas ketika menyaksikan anak-anak mereka berangkat ke sekolah, karena masih ragu akan kemampuan guru mereka. Di pihak lain setelah beberapa bulan pertama mengajar, guru-guru pada umumnya sudah menyadari betapa besar pengaruh terpendam yang mereka miliki terhadap pembinaan kepribadian peserta didik. Kesadaran umum akan besarnya tanggung jawab seorang guru serta berbagai pandangan masyarakat terhadap peranannya telah mendorong para tokoh dan ahli pendidikan untuk merumuskan ruang lingkup tugas, tanggung jawab dan kualifikasi yang seharusnya dipenuhi oleh guru, sebagai pengajar guru mempunyai tugas menyelenggarakan proses belajar-mengajar tugas yang mengisi porsi terbesar dari profesi keguruan ini pada garis besarnya meliputi minimal empat pokok, yaitu :
1. menguasai bahan pengajaran
2. merencanakan program belajar-mengajar
3. melaksanakan, memimpin dan mengelola proses belajar-mengajar serta,
4. menilai dan mengevaluasi kegiatan belajar-mengajar

Penilaian terhadap proses pengajaran dilakukan oleh guru sebagai bagian integral dari pengajaran itu sendiri. Artinya, penilaian itu harus tidak terpisahkan dalam penyususnan dan pelaksanaan pengajaran. Penilaian proses bertujuan menilai efektifitas dan efisiensi kegatan pengajaran sebagai bahan untuk perbaikan dan penyempurnaan program dan pelaksanaaanya. Objek sasaran penilaian proses adalah komponen-komponen sistem pengajaran itu sendiri, baik yang berkenaan dengan masukan proses maupuan dengan keluaran, dengan semua dimensinya.
Penilaian dimensi proses pengajaran adalah menilai komponen-komponen pengajaran antara lain tujuan khusus pengajaran (TKP), bahan pengajaran, metode pengajaran, sistem penilaian, dan sebagainya. Penilaian dilakukan terutama dari segi keterkaitan satu sama lainnya sehingga merupakan satu sistem di samping ketepatan rumusan dari masing-masing komponen tersebut.
1. Tujuan khusus pengajaran. Penilaian terhadap tujuan khusus pengajaran bisa dilakukan terhadap rumusan tujuan, apakah spesifik operasional (dapat diukur), mencakup abilitas tingkah laku komprehensif, serta kemungkinan pencapaiannya oleh para peserta didik. Penilaian ini dilakukan dengan mengkaji dan menganalisis rumusan tujuan khusus pengajaran oleh para guru itu sendiri. Hasilnya digunakan untuk menyusun kembali atau menyempurnakan rumusan tujuan agar lebih berarti bagi peserta didik, lebih operasional sehingga bisa diukur dan lebih memungkinkan pencapaiannya oleh peserta didik.
2. Bahan pengajaran. Penilaian bahan pengajaran dilakukan terhadap ketepatan bahan dalam mencapai tujuan, kebenaran bahan pelajaran sesuai dengan hakikat ilmu, sistematika bahan sesuai dengan tujuan dan taraf perkembangan peserta didik, lingkup atau luasnya bahan, tingkat kesulitan bahan bagi peserta didik, serta manfaatnya bagi peserta didik. Penilaian dilakukan dengan mengkaji bahan, wawancara dengan peserta didik, diskusi dengan guru lain. Hasil penilaian ini dijadikan sebagai dasar bagi revisi bahan pengajaran, pengorganisasian bahan, serta dasar penyusunan satuan pelajaran pada masa mendatang.
3. Metode pengajaran. Metode mengajar/pengajaran dipilih dan digunakan atas dasar tujuan dan bahan pelajaran. Peranan metode adalah sebagai alat untuk menjelaskan bahan pengajaran agar sampai kepada tujuan pengajaran. Penilaian terhadap metode terutama dari segi pemilihan dan penggunaannya pada waktu pengajaran berlangsung. Kriteria penilaian dilihat dari ketepatannya dengan tujuan dan bahan pengajaran, keampuhannya dalam mengembangkan kegiatan belajar peserta didik, kesesuaiannya dengan karasteristik peserta didik dan karasteristik kelas, nilai praktisnya bagi guru dan peserta didik, ketepatan dengan waktu yang tersedia, dan sumbangannya terhadap hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik. Hasil penilaian ini sangat bermanfaat bagi guru dalam memilih dan menggunakanmetode pengajaran selanjutnya.
4. Sistem penilaian. Penilaian terhadap sistem penilaian itu sendiri dilakukan dengan mencari model-model [enilaian hasil belajar peserta didik dan proses belajarnya. Pada umumnya penilaian terhadap peserta didikdilakukan oleh guru dalam bentuk tes mengenai penguasaan bahan pengajaran yang telah diperoleh peserta didik. Dengan kata lain, menilai tercapainya tujuan pengajaran oleh para peserta didik. Penilaian terhadap sistem penilaian terutama terhadap apa yang harus dinilai, jenis alat penilaian yang digunakan, prosedur penilaian yang dilakukan, penafsiran dan penggunaan hasil penilaian, tindak lanjut hasil penilaian. Penilaian dilakukan dengan cara mengkaji atau menganalisis hasil penilaian yang dicapai oleh peserta didik, mengamati cara melakukan penilaian itu sendiri. Informasi yang diperoleh dari penilaian ini bermanfaar bagi guru dalam menyusun pertanyaan, menganalisis hasil penilaian, prosedur melakukan penilaian, dan memanfaatkan hasil penilaian bagi perbaikan pengajaran.

Telah dijelaskan dimuka bahwa secara umu keberhasilan proses belajar mengajar dapat dilihat dari efisiensi, keefektifan, relevansi dan produktifitas proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan-tijuan pengajaran. Efisiensi berkenaan denganpengorbanan yang relatif kecil untuk memperoleh hasil yang optimal. Keefektifan berkenaan dengan jala, upaya, teknik, strategi yang digunakan dalam mencapai tujuan secara tepat dan cepat. Relevansi berkenaan dengan kesesuaian dengan apa yang dilaksanakan dengan apa yang seharusnya dilaksanakan. Produktifitas berkenaan dengan pencapaian hasil, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
Beberapa kriteria yang bisa digunakan dalam menilai proses belajar mengajar antara lain:
a. Konsistensi kegiatan belajar mengajar dengan kurikulum
b. Keterlaksanaannya oleh guru
c. Keterlaksanaannya oleh siswa
d. Motivasi belajar siswa
e. Keaktifan para siswa dalam kegiatan belajar
f. Interaksi guru dan siswa
g. Kemampuan atau keterampilan guru mengajar.
Penilaian terhadap proses pengajaran seperti dikemukakan di atas perlu dilakukan secara berkesinambungan agar guru senantiasa melakukan upaya-upaya perbaikan dalam tindakan mengajarnya sehingga kualitas pengajaran semakin meningkat. Dengan meningkatnya kualitas pengajaran diharapkan meningkat pula hasil belajar yang dapat dicapai oleh peserta didik.

Teknik Penilaian Kinerja Guru
Terdapat berbagai model instrumen yang dapat dipakai dalam penilaian kinerja guru. Namun demikian, ada dua model yang paling sesuai dan dapat digunakan sebagai instrumen utama, yaitu skala penilaian dan (lembar) observasi. Skala penilaian mengukur penampilan atau perilaku orang lain (individu) melalui pernyataan perilaku dalam suatu kontinum atau kategori yang memiliki makna atau nilai. Kategori dibuat dalam bentuk rentangan mulai dari yang tertinggi sampai terrendah. Rentangan ini dapat disimbolkan melalui huruf (A, B, C, D) atau angka (4, 3, 2, 1), atau berupa kata-kata, mulai dari tinggi, sedang, kurang, rendah, dan sebagainya.
Observasi merupakan cara mengumpulkan data yang biasa digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati baik dalam situasi yang alami (sebenarnya) maupun situasi buatan. Tingkah laku guru dalam mengajar, merupakan hal yang paling cocok dinilai dengan observasi. Tentu saja penilai harus terlebih dahulu mempersiapkan lembaran-lembaran yang berisi aspek-aspek yang hendak dinilai. Dalam lembaran tersebut terdapat kolom di sebelah aspek yang hendak dinilai, di mana penilai dapat memberikan catatan atau penilaian mengenai kuantitas dan/atau kualitas aspek yang dinilai. Penilaian dapat diberikan dalam bentuk tanda cek (√).
Lembar penilaian observasi juga dapat dibuat dalam bentuk yang tidak terstruktur. Maksudnya penilai (observer) tidak memberikan tanda cek, namun menuliskan catatan mengenai kondisi aspek yang diamati. Hal ini biasanya dilakukan apabila hal-hal yang diamati memang belum dapat dipastikan seperti apa dan bagaimana kemunculannya. Sebagai contoh, penilaian terhadap kemampuan seorang guru dalam mengelola kelas.

Contoh Format Penilaian Kinerja Guru

Nama Guru : ..............................................................
No Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Nilai *)
1 Tujuan Pembelajaran
a. Standar Kompetensi
b. Indikator
c. Ranah Tujuan (komprehenship)
d. Sesuai dengan Kurikulum
2 Bahan Belajar/Materi Pelajaran
a. Bahan belajar mengacu/sesuai dengan tujuan
b. Bahan belajar disusun secara sistematis
c. Menggunakan bahan belajar sesuai dengan kurikulum
d. Memberi Pengayaan
3 Strategi/Metode Pembelajaran
a. Pemilihan metode disesuaikan dengan tujuan
b. Pemilihan metode disesuaikan dengan materi
c. Penentuan langkah-langkah proses pembelajaran berdasarkan
metode yang digunakan
d. Penataan alokasi waktu proses pembelajaran sesuai dengan proporsi.
e. Penetapan metode berdasarkan pertimbangan kemampuan siswa.
f. Memberi pengayaan
4 Media Pembelajaran
a. Media disesuaikan dengan tujuan pembelajaran
b. Media disesuaikan dengan materi pembelajaran
c. Media disesuaikan dengan kondisi kelas
d. Media disesuaikan dengan jenis evaluasi
e. Media disesuaikan dengan kemampuan guru
f. Media disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan siswa
5 Evaluasi
a. Evaluasi mengacu pada tujuan
b. Mencantumkan bentuk evaluasi
c. Mencantumkan jenis evaluasi
d. Disesuaikan dengan alokasi waktu yang tersedia
e. Evaluasi disesuaikan dengan kaidah evaluasi
Total Nilai

BAB III
PENUTUP

Keberhasilan proses pengajaran tidak hanya dilihat dari hasil belajar yang dicapai oleh siswa, tetapi juga dari segi prosesnya. Hasil belajar pada dasarnya merupakan akibat dari suatu proses belajar. Ini berarti bahwa optimalnya hasil belajar siswa bergantung pula pada proses belajar siswa dan proses mengajar guru. Oleh sebab itu, perlu dilakukan penilaian terhadap proses belajar mengajar.
Tujuan penilaian proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah untuk mengetahui kegiatan belajar mengajar, terutama efisiensi, keefektifan, dan produktifitasnya dalam mencapai tujuan pengajaran.
Dimensi penilaian proses belajar mengajar berkenaan dengan komponan-komponen proses belajar mengajar seperti tujuan pengajaran, bahan pengajaran, metode dan alat, kegiatan belajar siswa, kegiatan mengajar guru dan penilaian. Kriteria yang digunakan dalam menilai proses belajar mengajar antara lain ialah konsistensi kegiatan belajar mengajar dengan krikulum, keterlaksaaannya oleh guru, keterlaksanaanya oleh siswa, motivasi belajar siswa, keaktifan siswa, interaksi guru dan siswa, kemampuan atau keterampilan guru, kualitas hasil belajar siswa. Sumber data dalam penilaian tersebut adalah guru, siswa, tenaga kependidikan lainnya, dan juga orang tua siswa. Penilaiannya menggunakan alat-alat nontes seperti kuesioner, wawancara, observasi skala penilaian dan sosiometri.

ARTIKEL TERKAIT:

Post a Comment

Mari kasih komentar, kritik, dan saran. Jangan lupa juga isi buku tamunya. :D

NB: No Porn, No Sara', No women, No cry

Cari disini

Cerita² Enonk

#Pengunjung

Instagram