Ikuti @fauzinesia

Biografi Tokoh-tokoh Pendidikan Islam di Indonesia

A.


1. Biografi K.H. Ahmad Dahlan
K.H.Ahmad Dahlan adalah keturunan raja atau sultan, putra asli Kauman Yogyakarta, keturunan ulama-ulama terkemuka di zamannya. Menurut Siti Aisyah Hilal, putri keenamnya, K.H. Ahmad Dahlan adalah putra keempat K.H. Abu Bakar bin K.H. Muhammad Mas Sulaiman bin K. Murtadha bin K. Ilyas bin Demang Jurang Juru Kapindo bin Demag Juru Sapisan bin Maulana Fadullah bin Maulana Ainul Yaqin bin Maulana Ishaq bin Maulana Malik Ibrahim. Adapun ibunya adalah putri K.H. Ibrahim tinggal di Kauman Yogyakarta anak K.H. Hasan Basri Mardikan Karangkajenan seorang penghulu kesultanan Jua. Perkawinan K.H. Abu Bakar dengan putri K.H. Ibrahim Melahirkan beberapa anak, antara lain Ahmad Dahlan.
Kauman adalah suatu tempat yang biasanya berada di sekitar kraton atau kompleks penguasa seperti bupati atau kepala daerah, yang dilengkapi dengan alun-alun dan masjid besar.
K.H. Ahmad Dahlan bukan saja dikenal sebagai tokoh utama berdirinya Muhammadiyah tetapi juga tokoh yang mengubah sistem berpikir umat, menafsirkan Islam dengan cita-cita modernitas daan nilai kemanusiaan yang liberal.
2. Biografi K.H. Hasyim Asy’ari
KH.Hasyim Asy'ari dilahirkan pada tanggal 14 Pebruari tahun 1981 M di Jombang Jawa Timur, mula-mula ia belajar agama Islam pada ayahnya sendiri Kyai Asy’ari. Kemudian ia belajar kepondok pesantren di Purbolinggu, kemudian pindah lagi ke Plangitan, Semarang, Madura, dan lain-lain.
Sewaktu ia belajar di Siwalan Panji (Sidoarjo) pada tahun 1891, Kyai Ya’kub yang mengajarnya tertarik kepada tingkah lakunya yang baik dan sopan santunnya yang halus, sehingga ingin mengambilnya sebagai menantu, dan akhirnya ia dinikahkan dengan puteri kyainya itu yang bernama Khadijah (tahun 1892).
3. Biografi K.H. Abdul Halim
K.H. Abdul Halim lahir di Ciberelang, Majalengka pada tahun 1887 M. Dia adalah pelopor gerakan pembaharuan di daerah Majalengka, Jawa Barat, yang kemudian berkembang menjadi Persyerikatan Ulama, dimulai pada tahun 1911, yang kemudian berubah menjadi Persatuan Umat Islam (PUI) pada tanggal 5 April 1952 M/9 Rajab 1371 H. Kedua orang tuanya berasal dari keluarga yang taat beragama (ayahnya adalah seorang penghulu di Jatiwangi). Beliau memperoleh pelajaran agama pada masa kanak-kanak dengan belajar di berbagai pesantren di daerah Majalengka sampai pada umur 22 tahun, ketika ia pergi ke Makkah untuk naik haji dan untuk melanjutkan pelajarannya.

B. Paham dan Ajaran K.H. Ahmad Dahlan
Pada waktu mendirikan Sekolah Rakyat Muhammadiyah di Suronatan Yogyakarta yang sekolah itu kemudian terkenal dengan nama Standarschool atau Sekolah Standar, pada waktu itu mengalami kekurangan biaya, beliau mengikhlaskan barang-barang rumah tangga beliau untuk dilelang guna meneruskan pendirian sekolah tersebut.
Cita-cita K.H. Ahmad Dahlan sebagai seorang ulama adalah tegas, ialah hendak memperbaiki masyarakat Indonesia berlandaskan cita-cita agama Islam. Usaha-usahanya ditujukan hidup beragama. Keyakinan beliau ialah bahwa untuk membangun masyarakat bangsa haruslah terlebih dahulu dibangun semangat bangsa. Kalau serekat Islam usaha-usahanya ditekankan kepada bidang politik yang berlandaskan cita-cita agama. Muhammadiyah menekankan usahanya kepada perbaikan hidup beragama dengan amal-amal pendidikan dan sosial.
K.H. Ahmad Dahlan patut diberikan penghargaan terhadap ide, jasa dan perjuangannya. Sebab dia telah berbuat banyak sebagai seorang tokoh yang mengembangkan aktifitas keagamaan yang mendasar. Di samping itu dia mempunyai keistimewaan dalam beberapa hal, bahwa ia telah menempatkan gerak jiwanya untuk kemajuan pada dasar moral yang kokoh, yaitu islam sunni.
Kekhususan yang lain ia sanggup mempersatukan berbagai golongan yang ada dalam masyarakat ke dalam satu ikatan organisasi sosial untuk beramal bersama-sama guna kepentingan bangsa dan agama. Dari kolektivitas itu lahirlah karya-karya besar yang bermanfaat bagi kemajuan umat, bangsa dan negara.
Kemampuannya menjelaskan ajaran Islam secara rasional dan mendalam sehingga dapat menarik sekian banyak kaum intelektual sudah pudah keislamannya. Karena jasa dan perjuangannya, ia diakui banyak pihak sebagai orang besar yang jarang ada bandingannya. Pengaruhnya masih besar hingga saat ini, sehingga perjuangannya dapat dicatat sebagai kontribusi monumental bagi umat Islam maupun pembangunan nasional.
Menurut KH. Ahmad Dahlan, upaya strategis untuk menyelamatkan umat islam dari pola berpikir yang statis menuju pada pemikiran yang dinamis adalah melalui pendidikan. Pendidikan hendaknya ditempatkan pada skala prioritas utama dalam proses pembangunan umat. Upaya mengaktualisasikan gagasan tersebut maka konsep pendidikan KH. Ahmad Dahlan ini meliputi :
1. Tujuan Pendidikan
Menurut KH. Ahmad Dahlan, pendidikan islam hendaknya diarahkan pada usaha membentuk manusia muslim yang berbudi pekerti luhur, alim dalam agama, luas pandangan dan paham masalah ilmu keduniaan, serta bersedia berjuang untuk kemajuan masyarakatnya. Tujuan pendidikan tersebut merupakan pembaharuan dari tujuan pendidikan yang saling bertentangan pada saat itu yaitu pendidikan pesantren dan pendidikan sekolah model Belanda.

2. Materi pendidikan
Berangkat dari tujuan pendidikan tersebut KH. Ahmad Dahlan berpendapat bahwa kurikulum atau materi pendidikan hendaknya meliputi:
a) Pendidikan moral, akhalq yaitu sebagai usaha menanamkan karakter manusia yang baik berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah.
b) Pendidikan individu, yaitu sebagai usaha untuk menumbuhkan kesadaran individu yang utuh yang berkesinambungan antara perkembangan mental dan gagasan, antara keyakinan dan intelek serta antara dunia dengan akhirat.
c) Pendidikan kemasyarakatan yaitu sebagai usaha untuk menumbuhkan kesediaan dan keinginan hidup bermasyarakat.
3. Model Mengajar
Di dalam menyampaikan pelajaran agama KH. Ahmad Dahlan tidak menggunakan pendekatan yang tekstual tetapi konekstual. Karena pelajaran agama tidak cukup hanya dihafalkan atau dipahami secara kognitif, tetapi harus diamalkan sesuai situasi dan kondisi.
a) Cara belajar-mengajar di pesantren menggunakan sistem Weton dan Sorogal, madrasah Muhammadiyah menggunakan sistem masihal seperti sekolah Belanda.
b) Bahan pelajaran di pesantren mengambil kitab-kitab agama. Sedangkan di madrasah Muhammadiyah bahan pelajarannya diambil dari buku-buku umum.
c) Hubungan guru-murid. Di pesantren hubungan guru-murid biasanya terkesan otoriter karena para kiai memiliki otoritas ilmu yang dianggap sakral. Sedangkan madrasah Muhammadiyah mulai mengembangkan hubungan guru-murid yang akrab.

C. Jasa dan Perjuangan K.H. Hasyim Asy’ari
Jasanya yang paling kokoh adalah berdirinya Jam’iyah Nahdatul Ulama (NU). Dengan NU ia berjuang mempertahankan umat, disatukannya potensi umat Islam menjadi kekuatan kokoh dan kuat, tidak mudah menjadi korban oleh kepentingan politik yang hanya mencari kedudukan dengan mengatas namakan Islam.
Beliau beranggapan bahwa berjuang adalah beramal dan berijtihad, sedangkan beramal adalah suatu keharusan. Ia telah berkorban untuk kepentingan umat bahkan jauh sebelum NU berdiri. Hasil perjuangannya konkret dan dapat disaksikan sekarang ialah telah berdirinya pondok-pondok pesantren dan NU yang dibangunnya dalam mempersatukan seluruh ulama menjadi suatu kekuatan untuk mempertahankan kepentingan umat Islam.
K.H. Hasyim Asy’ari telah memberikan darma bhaktinya untuk kepentingan umat Islam khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya. Ia sanggup membangun kesadaran ulama Indonesia sehingga melahirkan daya juang dari kalangan mereka, secara bersama-sama mengusir penjajah Belanda dan Jepang dengan usaha dan memperbaiki kehidupan umat Islam.
Jasa K.H. Hasyim Asy’ari selain daripada mengembangkan ilmu di pesantren Tebuireng ialah keikut sertaannya mendirikan organisasi Nahdatul Ulama, bahkan ia sebagai Syeikhul Akbar dalam perkumpulan ulama yang terbesar di Indonesia.
K.H. Hasyim Asy’ari wafat/pulang kerahmatullah pada tanggal 25 Juli 1947 M dengan meninggalkan sebuah peninggalan yang monumental berupa pondok pesantren Tebuireng yang tertua dan terbesar untuk kawasan Jawa Timur dan yang telah mengilhami para alumninya untuk mengembangkannya di daerah-daerah lain walaupun dengan menggunakan nama yang lain bagi pesantren-pesantren yang mereka dirikan.



D. Pemikiran K.H. Abdul Halim Tentang Pendidikan Islam
Dalam bidang pendidikan K.H. Abdul Halim semula menyelenggarakan pendidikan agama seminggu sekali untuk orang-orang dewasa. Pelajaran yang diberikan adalah fiqih dan hadits.
K.H. Abdul Halim berpendapat bahwa Islam tidak menghendaki seorang muslim semata-mata mengejar akherat saja dengan mengabaikan dunia, tetapi sebaliknya pula ia tidak menyetujui apabila kehidupan duniawi saja yang dikejar, tanpa memperhatikan kehidupan rohani.
Pada umumnya K.H. Abdul Halim berusaha untuk menyebarkan pemikirannya dengan toleransi dan penuh pengertian. Dikemukakan bahwa ia tidak pernah mengecam golongan tradisi ataupun orang lain atau organisasi lain yang tidak sefaham dengan dia. Tablighnya lebih banyak merupakan anjuran untuk menegakkan etika di dalam masyarakat dan bukan merupakan kritik tentang pemikiran ataupun pendapat orang lain.
Pada tanggal 7 Mei 1962 K.H. Abdul Halim pulang kerahmatullah di Majalengka Jawa Barat dalam usia 75 tahun dan dalam keadaan tetap teguh berpegang pada mazhab Syafi’i.
Dalam merealisasi cita-citanya untuk pertama kalinya Abdul Halim mendirikan Majlis Ilmu pada tahun 1911 sebagai tempat pendidikan agama dalam bentuk yang sangat sederhana pada sebuah surau yang terbuat dari bambu. Pada majlis ini ia memberikan pengetahuan agama kepada para santrinya. Dengan bantuan mertuanya, KH. Muhammad Ilyas, serta dukungan masyarakat Abdul Halim dapat terus mengembangkan idenya. Pada perkembangan berikutnya, di atas tanah mertuanya ia dapat membangun tempat pendidikan yang dilengkapi dengan asrama sebagai tempat tinggal para santri.
Untuk memantapkan langkah-langkahnya pada tahun 1912 ia mendirikan suatu perkumpulan atau organisasi bernama “Hayatul Qulub”. Adapun tujuan organisasi adalah membantu anggota dalam persaingan dengan pedagang Cina, sekaligus menghambat arus kapitalisme kolonial. Dalam persaingan itu, seringkali terjadi perang mulut dan perkelahian fisik antara anggota Hayatul Qulub dengan pedagang Cina. Melalui lembaga ini ia mengembangkan ide pembaruan pendidikan, juga aktif dalam bidang sosial, ekonomi dan kemasyarakatan. Anggota perkumpulan ini terdiri atas para tokoh masyarakat , santri, pedagang, dan petani.
Pada garis besarnya, pokok-pokok pikiran Abdul Halim bersumber dari penafsirannya tentang konsep al-Salam. Karena menurut pemahamannya, agama Islam memuat ajaran-ajaran yang bertujuan untuk membimbing manusia agar mereka dapat hidup selamat di dunia, dan memperoleh kesejahteraan hidup di akhirat. Kedua macam keselamatan hidup ini disebut al-Salam.
Berdasarkan pengertian tadi, K.H. Abdul Halim melihat, bahwa kesejahteraan hidup di akhirat erat kaitannya dengan keselamatan hidup di dunia. Karena untuk memperoleh kehidupan yang sejahtera di akhirat , terlebih dahulu manusia harus selamat di dunia, yaitu hidup yang sejalan dengan tuntutan agama. Selanjutnya pendapat tersebut membawa K.H Abdul Halim kepada kesimpulan, bahwa ajaran islam dapat di fungsikan sebagai poedoman untuk membina kehidupan didunia. Dengan kata lain, al-salam dapat diaplikasikan dalam kehidupan praktis melalaui pendidikan, yang ditujukan untuk membimbing manusia agar berakhlak mulia, berilmu pengetahuan, dan dapat bekerja dengan tenaganya sendiri, secara ikhlas dan ridho.


BAB III
PENUTUP

Simpulan

A. Biografi Tokoh-tokoh Pendidikan Islam di Indonesia
 Biografi K.H. Ahmad Dahlan
K.H. Ahmad Dahlan adalah keturunan raja atau sultan, putra asli Kauman Yogyakarta, keturunan ulama-ulama terkemuka di zamannya. K.H. Ahmad Dahlan bukan saja dikenal sebagai tokoh utama berdirinya Muhammadiyah tetapi juga tokoh yang mengubah sistem berpikir umat, menafsirkan Islam dengan cita-cita modernitas daan nilai kemanusiaan yang liberal.
 Biografi K.H. Hasyim Asy’ari
K.H. Hasyim Asy’ari dilahirkan pada tanggal 14 Pebruari tahun 1981 M di Jombang Jawa Timur, mula-mula ia belajar agama Islam pada ayahnya sendiri Kyai Asy’ari. Kemudian ia belajar kepondok pesantren di Purbolinggu, kemudian pindah lagi ke Plangitan, Semarang, Madura, dan lain-lain.
 Biografi K.H. Abdul Halim
K.H. Abdul Halim lahir di Ciberelang, Majalengka pada tahun 1887 M. Dia adalah pelopor gerakan pembaharuan di daerah Majalengka, Jawa Barat, yang kemudian berkembang menjadi Persyerikatan Ulama, dimulai pada tahun 1911, yang kemudian berubah menjadi Persatuan Umat Islam (PUI) pada tanggal 5 April 1952 M/9 Rajab 1371 H. Kedua orang tuanya berasal dari keluarga yang taat beragama (ayahnya adalah seorang penghulu di Jatiwangi).
B. Paham dan Ajaran K.H. Ahmad Dahlan
Pada waktu mendirikan Sekolah Rakyat Muhammadiyah di Suronatan Yogyakarta yang sekolah itu kemudian terkenal dengan nama Standarschool atau Sekolah Standar, pada waktu itu mengalami kekurangan biaya, beliau mengikhlaskan barang-barang rumah tangga beliau untuk dilelang guna meneruskan pendirian sekolah tersebut.
C. Jasa dan Perjuangan K.H. Hasyim Asy’ari
Jasanya yang paling kokoh adalah berdirinya Jam’iyah Nahdatul Ulama (NU). Dengan NU ia berjuang mempertahankan umat, disatukannya potensi umat Islam menjadi kekuatan kokoh dan kuat, tidak mudah menjadi korban oleh kepentingan politik yang hanya mencari kedudukan dengan mengatas namakan Islam.
D. Pemikiran K.H. Abdul Halim Tentang Pendidikan Islam
Pada umumnya K.H. Abdul Halim berusaha untuk menyebarkan pemikirannya dengan toleransi dan penuh pengertian. Dikemukakan bahwa ia tidak pernah mengecam golongan tradisi ataupun orang lain atau organisasi lain yang tidak sefaham dengan dia. Tablighnya lebih banyak merupakan anjuran untuk menegakkan etika di dalam masyarakat dan bukan merupakan kritik tentang pemikiran ataupun pendapat orang lain.


DAFTAR PUSTAKA


• Departemen Agama RI, 2005, Rekonstruksi Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam.
• Zuhairini, Dkk, 1986, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Proyek Pembinaan Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama/IAIN.
• http://dirosahislamiyahkurblogspotcom.blogspot.com/2011/07/tokoh-tokoh-pendidikan-islam-di.html di akses 12 juni 2012.
• http://myislamagamaku.blogspot.com/2012/05/pemikiran-pendidikan-kh-abdul-halim.html di akses 12 juni 2012.

ARTIKEL TERKAIT:

Post a Comment

Mari kasih komentar, kritik, dan saran. Jangan lupa juga isi buku tamunya. :D

NB: No Porn, No Sara', No women, No cry

Cari disini

Cerita² Enonk

#Pengunjung

Instagram